Sabtu, 15 Januari 2022

TUGAS LAPORAN REVIEW JURNAL

JUDUL

POLARISASI ARSITEKTUR MODERN DAN POST MODERN

IDENTITAS JURNAL

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH

PENDAHULUAN

Perdebatan arsitektur berupa polarisasi Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern sempat mengemuka pada periode 1970-1980. Pada dasarnya hal tersebut tidak mencerminkan perkembangan dan situasi yang sebenarnya dalam dunia praktisi arsitektur, namun perlu dikenali secara mendalam sebagai suatu Fenomena. Revisi prinsip-prinsip arsitektur modern pada perkembangan lanjut berkaitan erat dengan fenomena polarisasi tersebut dalam kompleksitas akar-akar sejarah gerakan arsitektur modern. Di satu sisi arsitektur modern mengalami perlawanan dari gerakan baru yang disebut arsitektur Post Modern yang berorientasi futuristik, anti modern. Namun di sisi lain Arsitektur Modern mengalami revisi secara evolusioner dengan nama Late Modern, sebagai reaksi terhadap tumbuhnya gerakan baru tersebut. Pendapat Charles Jencks tentang fenomena tersebut adalah "Penulisan modernisme perlu dikaji secara mendalam untuk mengurangi kerancuan pengertian. Prinsip-prinsip tertentu arsitektur modern masih berlaku sebagaimana yang dilaksanakan pada praktek-praktek bangunan-bangunan arsitektur modern. Bagaimanapun fenomena tersebut harus dikenali, walaupun kaidah-kaidali estetika (yang tidak konvensional sebagai arsitektur modern) terjadi, namun bisa dinilai sebagai gaya sejarah." Charles Jencks menyatakan bahwa Late Modernisme sebagai kelanjutan dari arsitektur modern, masih berlaku berdampingan dengan Arsitektur Post Modern (dengan futuristiknya). Late Modern juga adalah suatu fenomena.yang terjadi,' terbukti dari keberdaah karya-karya arsitekturnya. Pada dasarnya arsitektur Modern.dan arsitektur Post Modern pada satu sisi dapat dipandang sebagai dua'duriia'yang terpisah, namun pada sisi lain'dapat disatukan dalam hal-hal tertentu,' sehingga' batas-antara keduanya tidak begitu jelas.

RINGKASAN JURNAL

Pompidou Centre merupakan konstruksi yang menggunakan teknis baru, yang berarti pemberian konstruktivisme sebagai ekspresi kontemporer, dan mengembangkan konsep yang lebih jauh bagaimana bangunan direkayasa. Namun sejak Pompidou Centre tersebut terdapat kecenderungan baru yaitu pengembangan bentuk-bentuk kubus putih menjadi kubus merah dan biru, yang mengakomodasi bentuk atap Le Corbusier: Villa Savoye, yang berwarna Pink dan biru yang mana pengembangannya diarahkan pada sensitifitas pancaindra {sensuous).

 

Cara pandang Postmodern muncul sebagai reaksi terhadap fakta bahwa modernisme tidak pernah mencapai impian yang dicita-citakan. Era modern yang berkembang antara abad ke-15 sampai 18, dan mencapai puncaknya pada abad ke-19 dan awal 20, memiliki cita-cita yang tersimpul dalam lima kata, yaitu: reason, nature, happiness, progress, dan liberty. Semangat tersebut telah menghasilkan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan dalam waktu yang relatif singkat.

PEMBAHASAN

Uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa faktor-faktor di luar arsitketur,

khususnya, sosial, politik, teknik dan filsafat pemikiran mempengaruhi gerakan-gerakan dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan arsitektur. Pada abad pertengahan abad ke-19 teknologi pembuatan baja yang revolusioner telah menciptakan suatu gerakan arsitektur baru, dimana prinsip-prinsip struktur yang baru, dan tidak dikenal dikembangkan. Pada tahun 1920-an arah baru dalam arsitektur timbul dari perdebatan tentang masalah-masalah orang tinggal bersama-sama dikompleks perumahan dan apartemen bertingkat tinggi, dan oleh penolakan atas kosakata eklektisme. Gagasan - gagasan gerakan fungsionalisme dan gaya internasional, mengusai perkembangan arsitektur secara internasional pada beberapa dekade. Tabulasi perbandingan dari berbagai prinsip dan karateristik memperlihatkan bahwa contoh-contoh arsitektur karya arsitek tunggal, dapat digolongkan dalam berbagai tipe: rasonal, simbolik, psikologik.

KESIMPULAN

Sejarah modernisme dalam arsitektur membawa kita kembali ke perkembangan

sejarah arsitektur secara umum. Bahwa gerakan arsitektur semakin cepat berubah apabila ada upaya-upaya untuk menjegal gerakan-gerakan baru yang berlawanan dengan mainstream yang sedang berlangsung, hal itu terjadi selama tahun-tahun pendirian arsitektur modern. Begitupun pada pendirian gerakan postmodern yang berorientasi pada penghargaan sejarah masa klasik, yang ditentang oleh arsitektur modern. Kondisi tercebut mendorong terjadinya polarisasi Modern dan dan Postmodern, yang menunjukkan bahwa arsitektur adalah aspek yang bersifat dinamis, yang mencerminkan dinamika persepsi manusia dalam ruang, waktu dan gerak

DAFTAR PUSTAKA      

        ·        Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006.

        ·        Gagasan Bentuk dan Arsitektur, Prinsip-Prinsip Perancangan Dalam Arsitektur Kontemporer (terjemahan).

        ·        Grenz, Stanley, A primer on postmodernism. Yogyakarta: Penerbit-Andi, 2001.

        ·        Jencks, Charles, Late Modern Dan Post Modern: Two Parties. London: 1985.

        ·        Jencks, Charles, The Language of Post-Modern Architecture, 4th ed. London: Academy Editions, 1984.

        ·        Klotz, Heinrich, Vision of Modern Architecture. London: 1985.

        ·        P., Dahana R., Jejak Postmodernisme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia. Bandung: Penerbit Bentang, 2004.

        ·        Sutanto, Agustinus, Menuju Kode Arsitektur Supermodem. Dalam: Majalah Sketsa. Jakarta: Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara, Edisi 16/04/00.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar