JUDUL |
POLARISASI
ARSITEKTUR MODERN DAN POST MODERN |
IDENTITAS
JURNAL |
Jurnal Ilmiah
Arsitektur UPH |
PENDAHULUAN |
Perdebatan
arsitektur berupa polarisasi Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern
sempat mengemuka pada periode 1970-1980. Pada dasarnya hal tersebut tidak
mencerminkan perkembangan dan situasi yang sebenarnya dalam dunia praktisi
arsitektur, namun perlu dikenali secara mendalam sebagai suatu Fenomena.
Revisi prinsip-prinsip arsitektur modern pada perkembangan lanjut berkaitan
erat dengan fenomena polarisasi tersebut dalam kompleksitas akar-akar sejarah
gerakan arsitektur modern. Di satu sisi arsitektur modern mengalami
perlawanan dari gerakan baru yang disebut arsitektur Post Modern yang
berorientasi futuristik, anti modern. Namun di sisi lain Arsitektur Modern
mengalami revisi secara evolusioner dengan nama Late Modern, sebagai reaksi
terhadap tumbuhnya gerakan baru tersebut. Pendapat Charles Jencks tentang
fenomena tersebut adalah "Penulisan modernisme perlu dikaji secara
mendalam untuk mengurangi kerancuan pengertian. Prinsip-prinsip tertentu
arsitektur modern masih berlaku sebagaimana yang dilaksanakan pada
praktek-praktek bangunan-bangunan arsitektur modern. Bagaimanapun fenomena
tersebut harus dikenali, walaupun kaidah-kaidali estetika (yang tidak
konvensional sebagai arsitektur modern) terjadi, namun bisa dinilai sebagai
gaya sejarah." Charles Jencks menyatakan bahwa Late Modernisme sebagai
kelanjutan dari arsitektur modern, masih berlaku berdampingan dengan
Arsitektur Post Modern (dengan futuristiknya). Late Modern juga adalah suatu
fenomena.yang terjadi,' terbukti dari keberdaah karya-karya arsitekturnya.
Pada dasarnya arsitektur Modern.dan arsitektur Post Modern pada satu sisi
dapat dipandang sebagai dua'duriia'yang terpisah, namun pada sisi lain'dapat
disatukan dalam hal-hal tertentu,' sehingga' batas-antara keduanya tidak
begitu jelas. |
RINGKASAN
JURNAL |
Pompidou Centre
merupakan konstruksi yang menggunakan teknis baru, yang berarti pemberian
konstruktivisme sebagai ekspresi kontemporer, dan mengembangkan konsep yang
lebih jauh bagaimana bangunan direkayasa. Namun sejak Pompidou Centre
tersebut terdapat kecenderungan baru yaitu pengembangan bentuk-bentuk kubus
putih menjadi kubus merah dan biru, yang mengakomodasi bentuk atap Le
Corbusier: Villa Savoye, yang berwarna Pink dan biru yang mana
pengembangannya diarahkan pada sensitifitas pancaindra {sensuous). Cara pandang
Postmodern muncul sebagai reaksi terhadap fakta bahwa modernisme tidak pernah
mencapai impian yang dicita-citakan. Era modern yang berkembang antara abad
ke-15 sampai 18, dan mencapai puncaknya pada abad ke-19 dan awal 20, memiliki
cita-cita yang tersimpul dalam lima kata, yaitu: reason, nature, happiness,
progress, dan liberty. Semangat tersebut telah menghasilkan kemajuan yang
pesat dalam berbagai bidang kehidupan dalam waktu yang relatif singkat. |
PEMBAHASAN |
Uraian tersebut
diatas menunjukkan bahwa faktor-faktor di luar arsitketur, khususnya, sosial,
politik, teknik dan filsafat pemikiran mempengaruhi gerakan-gerakan dan kecenderungan-kecenderungan
perkembangan arsitektur. Pada abad pertengahan abad ke-19 teknologi pembuatan
baja yang revolusioner telah menciptakan suatu gerakan arsitektur baru,
dimana prinsip-prinsip struktur yang baru, dan tidak dikenal dikembangkan.
Pada tahun 1920-an arah baru dalam arsitektur timbul dari perdebatan tentang
masalah-masalah orang tinggal bersama-sama dikompleks perumahan dan apartemen
bertingkat tinggi, dan oleh penolakan atas kosakata eklektisme. Gagasan -
gagasan gerakan fungsionalisme dan gaya internasional, mengusai perkembangan
arsitektur secara internasional pada beberapa dekade. Tabulasi perbandingan
dari berbagai prinsip dan karateristik memperlihatkan bahwa contoh-contoh
arsitektur karya arsitek tunggal, dapat digolongkan dalam berbagai tipe:
rasonal, simbolik, psikologik. |
KESIMPULAN |
Sejarah modernisme
dalam arsitektur membawa kita kembali ke perkembangan sejarah arsitektur
secara umum. Bahwa gerakan arsitektur semakin cepat berubah apabila ada
upaya-upaya untuk menjegal gerakan-gerakan baru yang berlawanan dengan
mainstream yang sedang berlangsung, hal itu terjadi selama tahun-tahun
pendirian arsitektur modern. Begitupun pada pendirian gerakan postmodern yang
berorientasi pada penghargaan sejarah masa klasik, yang ditentang oleh
arsitektur modern. Kondisi tercebut mendorong terjadinya polarisasi Modern
dan dan Postmodern, yang menunjukkan bahwa arsitektur adalah aspek yang
bersifat dinamis, yang mencerminkan dinamika persepsi manusia dalam ruang,
waktu dan gerak |
DAFTAR
PUSTAKA |
·
Jurnal
Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006. ·
Gagasan
Bentuk dan Arsitektur, Prinsip-Prinsip Perancangan Dalam Arsitektur
Kontemporer (terjemahan). ·
Grenz,
Stanley, A primer on postmodernism. Yogyakarta: Penerbit-Andi, 2001. ·
Jencks,
Charles, Late Modern Dan Post Modern: Two Parties. London: 1985. · Jencks, Charles, The Language of Post-Modern Architecture, 4th ed. London: Academy Editions, 1984. ·
Klotz,
Heinrich, Vision of Modern Architecture. London: 1985. ·
P.,
Dahana R., Jejak Postmodernisme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia.
Bandung: Penerbit Bentang, 2004. ·
Sutanto,
Agustinus, Menuju Kode Arsitektur Supermodem. Dalam: Majalah Sketsa. Jakarta:
Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara, Edisi 16/04/00. |
Sabtu, 15 Januari 2022
TUGAS LAPORAN REVIEW JURNAL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar