UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
KRITIK ARSITEKTUR
METODE KRITIK DESKRIPTIF
Nama : Giri Pratama Husna
NPM : 22318941
Kelas : 4TB05
JUDUL
Manifestasi
Nusantara Mengkini pada Konsep Karya Interior Arsitektur Andy Rahman (Studi
Kasus: Omah Boto)
PENDAHULUAN
Melalui
serangkaian proses yang kian menjadi panduannya untuk semakin yakin pada
idealismenya serta prosesnya menemukan arah arsitektur, Andy Rahman sedikit
demi sedikit belajar, perlahan mendalami kemudian mempertahankan jati diri pada
proses berkaryanya. Setelah menghadapi pengalaman hidup yang konon membawanya
pada titik kredo: “Profesi Arsitekturnya sebagai Jalan untuk Kembali”-lah yang
menjadi sebuah dasar spiritual baginya, hingga kini selalu ia coba ekspresikan
sebagai sebuah “kecintaan” untuk menghasilkan karya yang lebih dari hanya
sekedar tuntutan profesi.
Penggalian
akan makna yang terkandung dalam konsep karyanya inilah yang coba penulis
tangkap melalui telaah kritis dan mendalam terkait pemikiran Andy Rahman yang
telah gigih melakukan riset yang dilakukan sejak 2014 hingga kini, mengenai
Nusantara mengkini dan craftsmanship pada karya yang disebutnya Omah Boto.
TEORI
A.Teori Arsitektur Nusantara
Indonesiasi arsitektur yang dimaksud adalah upaya
membangun dan mengembangkan seni bangun atau arsitektur yang memiliki karakter,
roh, jiwa dan nilai-nilai Indonesia. Arah atau orientasi pengembangan ini
didasarkan oleh antisipasi derasnya arus pengaruh budaya asing, khususnya
semenjak kolonialisme hingga pasca kemerdekaan. Didasari bahwa kolonialisme
yang berlangsung tidak kurang dari setengah abad itu telah mengubah sebagian
besar sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia, tidak terkecuali dalam bidang
arsitektur dan interior.
B. B.Nusantara Mengkini
Keberkelanjutan arsitektur Klasik Indonesia menuntut adanya
pengkinian. Tujuan dari pengkinian arsitektur Nusantara adalah menjaga
kesinambungan dan keharmonisan antara arsitektur percandian maupun etnik
Nusantara. Pada arsitektur klasik Indonesia dalam hal ornamen adalah kenyataan
bahwa kita memiliki khasanah yang sangat kaya dan beraneka ragam. Masing-masing
anak bangsa ataupun daerah memiliki kekhususan dalam ornamennya.
METODE
Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Di mana
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan nilai variabel mandiri,
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
PEMBAHASAN
A.Jiwa Sang Perancang
Omah Boto atau rumah bata yang berada di Sidoarjo, secara konsep tata letak ruang pada rumah adalah yang sejatinya terkuak sebagai modifikasi dari denah Joglo atau rumah Jawa. Dalam kaitannya pembagian zona ruang pendhapa, pringgitan dan dalem. Namun yang coba diimprove Andy Rahman di sini adalah menjawab mengenai konteks permasalah yang lebih mengkini, itulah alasan mengapa akhirnya Joglo pada Omah Boto tersebut dirancang secara vertikal. Rumah Tradisional di Indonesia pada umumnya dan Rumah Tradisional Jawa khususnya merupakan warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya. Interiornya merupakan salah satu wujud sarana untuk berlangsungnya gaya hidup dan tata cara di masa lampau. Sunarmi menjelaskan bahwa, interior rumah tradisional yang ada merupakan satu wadah yang tidak dapat dipisahkan di samping eksistensinya sebagai karya seni. Interior rumah tradisional Jawa adalah karya seni sebagai fakta sosial yang muncul di masa lampau seiring dengan pengalaman hidup lainnya. Karena pada zaman dulu tanah masih murah dan aktivitas tidak terlalu banyak. Namun yang terjadi di zaman sekarang, tidak hanya tanah yang semakin mahal namun aktivitas juga menjadi semakin membutuhkan banyak ruang. Namun secara tipologi itulah yang ingin dimaknai Andy dalam Omah Boto, yang benar-benar merupakan terapan pendekatan yang sama dengan filosofi Joglo.
B.Kerinduan Sang Perancang
Andy coba memahami dan mengambil cara bagaimana orang
Nusantara membangun sebuah rumah, bahwa rumah tradisional Jawa yang menjadi
tempat tinggal nenek moyang kita dahulu adalah hasil sebuah rancangan dari
banyak pertimbangan, tata cara dan urutan-urutan yang berlaku pada masing-masing
daerah. Masing-masing yang disertai dengan pemaknaan dan klasifikasi
perancangan dalam perhitungannya karena ketika itu yang coba diterapkan, maka
yang akan terjadi adalah keselarasan antara pengguna dengan alam.
KESIMPULAN
Seperti
layaknya proses membangun Omah Boto, bagaimana cara memasang dan metode yang
digunakan: perlu kesungguhan, niat, penjelajahan/riset, ketekunan, serta
hal-hal seperti ketelitian, keseriusan, ketelatenan, keuletan, itulah yang
sejatinya merupakan sebuah analogi yang memperlihatkan betapa Andy Rahman
memiliki niat untuk terus mau belajar, tanpa itu tidak akan ada dirinya yang dikenal
masyarakat sekarang, karena tanpa niat sangat sulit dan bahkan tidak pernah
akan ada cerita tentang sosoknya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sugiyono. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta, 2016.
[2] Sunarmi, dkk. 2007.
Arsitektur dan Interior Nusantara. Surakarta: UNS Press
[3] Hidayatun, I. Maria.
2003. Belajar Arsitektur Nusantara dari Gereja Puhsarang Kediri Tinjauan ke-Bineka
Tunggal Ika-an. Simposium Internasional jelajah arsitektur Nusantara. Teknik
Arsitektur FTSP. Universitas Kristen Petra, Hal. 6.
[4] Pangarsa, W. Galih.
2008. Bahtera Kemanusiaan Nusantara di Laut karawitan Arsitektur. Seminar
Nasional. Jurusan Arsitektur FTSP-ITS. Hal. 1-8
[5] Prijotomo, Josef.
2006. (Re-)Konstruksi Arsitektur Jawa. Wastu Lanas Grafika. Surabaya.
Press.Yogyakarta.
[6] Moleong, J. Lexy.
2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke20 (edisi revisi). ISBN
979-514-051-5. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
[7] Prijotomo, Josef.
1988. Pasang Surut Arsitektur Indonesia. CV. Ardjun. Surabaya.
[8] Prijotomo, Josef.
1995. Arsitektur Biak. Proceeding On Nusantarian Architecture, Change and Continuity.
ITS. Surabaya.
[9] Prijotomo, Josef.
2010. Arsitektur Nusantara : Arsitektur Naungan, Bukan Lindungan. (Disunting oleh
Hikmansyah dkk). Proseding Sewindu Arsitektuk Nusantara. Jurusan Teknik
Arsitektur. UNKHAIR Ternate. Hal. 1-8.
[10] Prijotomo, Josef.
2005. Petungan: Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa. Gadjah Mada University
[11] Hidayat, Anas. 15
Cerita Arsitek Muda. Jakarta: PT. IMAJI Media Pustaka, 2017.
[12] Hidayat, Anas dan
Andy Rahman. Nata Bata. Jakarta: Omah Library, 2019.
[13] Sunarmi, Guntur, dan
Tri Prasetyo Utomo. Arsitektur dan Interior Nusantara Seri Jawa. Surakarta:
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, 2007.
[14] Roesmanto, Totok.
Nirupa Rupa Arupa Arsitektur Nusantara. Semarang: Universitas Diponegoro, 1999.
[15] Sugiyono. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta, 2016.
[16] Andy Rahman,
komunikasi pribadi, 8 Maret, 2019
[17] ---- komunikasi
pribadi, 5 Mei, 2019
[18] Andy Rahman. Omah
Boto, 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar