Senin, 24 Januari 2022

KRITIK DESKRIPTIF

 

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

 


 

KRITIK ARSITEKTUR

METODE KRITIK DESKRIPTIF

 

Nama              : Giri Pratama Husna

NPM               : 22318941

Kelas               : 4TB05

 

 

 

 

JUDUL

Manifestasi Nusantara Mengkini pada Konsep Karya Interior Arsitektur Andy Rahman (Studi Kasus: Omah Boto)

 

PENDAHULUAN

Melalui serangkaian proses yang kian menjadi panduannya untuk semakin yakin pada idealismenya serta prosesnya menemukan arah arsitektur, Andy Rahman sedikit demi sedikit belajar, perlahan mendalami kemudian mempertahankan jati diri pada proses berkaryanya. Setelah menghadapi pengalaman hidup yang konon membawanya pada titik kredo: “Profesi Arsitekturnya sebagai Jalan untuk Kembali”-lah yang menjadi sebuah dasar spiritual baginya, hingga kini selalu ia coba ekspresikan sebagai sebuah “kecintaan” untuk menghasilkan karya yang lebih dari hanya sekedar tuntutan profesi.

Penggalian akan makna yang terkandung dalam konsep karyanya inilah yang coba penulis tangkap melalui telaah kritis dan mendalam terkait pemikiran Andy Rahman yang telah gigih melakukan riset yang dilakukan sejak 2014 hingga kini, mengenai Nusantara mengkini dan craftsmanship pada karya yang disebutnya Omah Boto.

 

TEORI

        A.Teori Arsitektur Nusantara

Indonesiasi arsitektur yang dimaksud adalah upaya membangun dan mengembangkan seni bangun atau arsitektur yang memiliki karakter, roh, jiwa dan nilai-nilai Indonesia. Arah atau orientasi pengembangan ini didasarkan oleh antisipasi derasnya arus pengaruh budaya asing, khususnya semenjak kolonialisme hingga pasca kemerdekaan. Didasari bahwa kolonialisme yang berlangsung tidak kurang dari setengah abad itu telah mengubah sebagian besar sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia, tidak terkecuali dalam bidang arsitektur dan interior.

B.             B.Nusantara Mengkini

Keberkelanjutan arsitektur Klasik Indonesia menuntut adanya pengkinian. Tujuan dari pengkinian arsitektur Nusantara adalah menjaga kesinambungan dan keharmonisan antara arsitektur percandian maupun etnik Nusantara. Pada arsitektur klasik Indonesia dalam hal ornamen adalah kenyataan bahwa kita memiliki khasanah yang sangat kaya dan beraneka ragam. Masing-masing anak bangsa ataupun daerah memiliki kekhususan dalam ornamennya.

 

METODE

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Di mana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

 

PEMBAHASAN

        A.Jiwa Sang Perancang

Omah Boto atau rumah bata yang berada di Sidoarjo, secara konsep tata letak ruang pada rumah adalah yang sejatinya terkuak sebagai modifikasi dari denah Joglo atau rumah Jawa. Dalam kaitannya pembagian zona ruang pendhapa, pringgitan dan dalem. Namun yang coba diimprove Andy Rahman di sini adalah menjawab mengenai konteks permasalah yang lebih mengkini, itulah alasan mengapa akhirnya Joglo pada Omah Boto tersebut dirancang secara vertikal. Rumah Tradisional di Indonesia pada umumnya dan Rumah Tradisional Jawa khususnya merupakan warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya. Interiornya merupakan salah satu wujud sarana untuk berlangsungnya gaya hidup dan tata cara di masa lampau. Sunarmi menjelaskan bahwa, interior rumah tradisional yang ada merupakan satu wadah yang tidak dapat dipisahkan di samping eksistensinya sebagai karya seni. Interior rumah tradisional Jawa adalah karya seni sebagai fakta sosial yang muncul di masa lampau seiring dengan pengalaman hidup lainnya. Karena pada zaman dulu tanah masih murah dan aktivitas tidak terlalu banyak. Namun yang terjadi di zaman sekarang, tidak hanya tanah yang semakin mahal namun aktivitas juga menjadi semakin membutuhkan banyak ruang. Namun secara tipologi itulah yang ingin dimaknai Andy dalam Omah Boto, yang benar-benar merupakan terapan pendekatan yang sama dengan filosofi Joglo.

B.Kerinduan Sang Perancang

Andy coba memahami dan mengambil cara bagaimana orang Nusantara membangun sebuah rumah, bahwa rumah tradisional Jawa yang menjadi tempat tinggal nenek moyang kita dahulu adalah hasil sebuah rancangan dari banyak pertimbangan, tata cara dan urutan-urutan yang berlaku pada masing-masing daerah. Masing-masing yang disertai dengan pemaknaan dan klasifikasi perancangan dalam perhitungannya karena ketika itu yang coba diterapkan, maka yang akan terjadi adalah keselarasan antara pengguna dengan alam.

 

KESIMPULAN

Seperti layaknya proses membangun Omah Boto, bagaimana cara memasang dan metode yang digunakan: perlu kesungguhan, niat, penjelajahan/riset, ketekunan, serta hal-hal seperti ketelitian, keseriusan, ketelatenan, keuletan, itulah yang sejatinya merupakan sebuah analogi yang memperlihatkan betapa Andy Rahman memiliki niat untuk terus mau belajar, tanpa itu tidak akan ada dirinya yang dikenal masyarakat sekarang, karena tanpa niat sangat sulit dan bahkan tidak pernah akan ada cerita tentang sosoknya.

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2016.

[2] Sunarmi, dkk. 2007. Arsitektur dan Interior Nusantara. Surakarta: UNS Press

[3] Hidayatun, I. Maria. 2003. Belajar Arsitektur Nusantara dari Gereja Puhsarang Kediri Tinjauan ke-Bineka Tunggal Ika-an. Simposium Internasional jelajah arsitektur Nusantara. Teknik Arsitektur FTSP. Universitas Kristen Petra, Hal. 6.

[4] Pangarsa, W. Galih. 2008. Bahtera Kemanusiaan Nusantara di Laut karawitan Arsitektur. Seminar Nasional. Jurusan Arsitektur FTSP-ITS. Hal. 1-8

[5] Prijotomo, Josef. 2006. (Re-)Konstruksi Arsitektur Jawa. Wastu Lanas Grafika. Surabaya. Press.Yogyakarta.

[6] Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke20 (edisi revisi). ISBN 979-514-051-5. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

[7] Prijotomo, Josef. 1988. Pasang Surut Arsitektur Indonesia. CV. Ardjun. Surabaya.

[8] Prijotomo, Josef. 1995. Arsitektur Biak. Proceeding On Nusantarian Architecture, Change and Continuity. ITS. Surabaya.

[9] Prijotomo, Josef. 2010. Arsitektur Nusantara : Arsitektur Naungan, Bukan Lindungan. (Disunting oleh Hikmansyah dkk). Proseding Sewindu Arsitektuk Nusantara. Jurusan Teknik Arsitektur. UNKHAIR Ternate. Hal. 1-8.

[10] Prijotomo, Josef. 2005. Petungan: Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa. Gadjah Mada University

[11] Hidayat, Anas. 15 Cerita Arsitek Muda. Jakarta: PT. IMAJI Media Pustaka, 2017.

[12] Hidayat, Anas dan Andy Rahman. Nata Bata. Jakarta: Omah Library, 2019.

[13] Sunarmi, Guntur, dan Tri Prasetyo Utomo. Arsitektur dan Interior Nusantara Seri Jawa. Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, 2007.

[14] Roesmanto, Totok. Nirupa Rupa Arupa Arsitektur Nusantara. Semarang: Universitas Diponegoro, 1999.

[15] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2016.

[16] Andy Rahman, komunikasi pribadi, 8 Maret, 2019

[17] ---- komunikasi pribadi, 5 Mei, 2019

[18] Andy Rahman. Omah Boto, 2017.

Sabtu, 15 Januari 2022

TUGAS LAPORAN REVIEW JURNAL

JUDUL

POLARISASI ARSITEKTUR MODERN DAN POST MODERN

IDENTITAS JURNAL

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH

PENDAHULUAN

Perdebatan arsitektur berupa polarisasi Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern sempat mengemuka pada periode 1970-1980. Pada dasarnya hal tersebut tidak mencerminkan perkembangan dan situasi yang sebenarnya dalam dunia praktisi arsitektur, namun perlu dikenali secara mendalam sebagai suatu Fenomena. Revisi prinsip-prinsip arsitektur modern pada perkembangan lanjut berkaitan erat dengan fenomena polarisasi tersebut dalam kompleksitas akar-akar sejarah gerakan arsitektur modern. Di satu sisi arsitektur modern mengalami perlawanan dari gerakan baru yang disebut arsitektur Post Modern yang berorientasi futuristik, anti modern. Namun di sisi lain Arsitektur Modern mengalami revisi secara evolusioner dengan nama Late Modern, sebagai reaksi terhadap tumbuhnya gerakan baru tersebut. Pendapat Charles Jencks tentang fenomena tersebut adalah "Penulisan modernisme perlu dikaji secara mendalam untuk mengurangi kerancuan pengertian. Prinsip-prinsip tertentu arsitektur modern masih berlaku sebagaimana yang dilaksanakan pada praktek-praktek bangunan-bangunan arsitektur modern. Bagaimanapun fenomena tersebut harus dikenali, walaupun kaidah-kaidali estetika (yang tidak konvensional sebagai arsitektur modern) terjadi, namun bisa dinilai sebagai gaya sejarah." Charles Jencks menyatakan bahwa Late Modernisme sebagai kelanjutan dari arsitektur modern, masih berlaku berdampingan dengan Arsitektur Post Modern (dengan futuristiknya). Late Modern juga adalah suatu fenomena.yang terjadi,' terbukti dari keberdaah karya-karya arsitekturnya. Pada dasarnya arsitektur Modern.dan arsitektur Post Modern pada satu sisi dapat dipandang sebagai dua'duriia'yang terpisah, namun pada sisi lain'dapat disatukan dalam hal-hal tertentu,' sehingga' batas-antara keduanya tidak begitu jelas.

RINGKASAN JURNAL

Pompidou Centre merupakan konstruksi yang menggunakan teknis baru, yang berarti pemberian konstruktivisme sebagai ekspresi kontemporer, dan mengembangkan konsep yang lebih jauh bagaimana bangunan direkayasa. Namun sejak Pompidou Centre tersebut terdapat kecenderungan baru yaitu pengembangan bentuk-bentuk kubus putih menjadi kubus merah dan biru, yang mengakomodasi bentuk atap Le Corbusier: Villa Savoye, yang berwarna Pink dan biru yang mana pengembangannya diarahkan pada sensitifitas pancaindra {sensuous).

 

Cara pandang Postmodern muncul sebagai reaksi terhadap fakta bahwa modernisme tidak pernah mencapai impian yang dicita-citakan. Era modern yang berkembang antara abad ke-15 sampai 18, dan mencapai puncaknya pada abad ke-19 dan awal 20, memiliki cita-cita yang tersimpul dalam lima kata, yaitu: reason, nature, happiness, progress, dan liberty. Semangat tersebut telah menghasilkan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan dalam waktu yang relatif singkat.

PEMBAHASAN

Uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa faktor-faktor di luar arsitketur,

khususnya, sosial, politik, teknik dan filsafat pemikiran mempengaruhi gerakan-gerakan dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan arsitektur. Pada abad pertengahan abad ke-19 teknologi pembuatan baja yang revolusioner telah menciptakan suatu gerakan arsitektur baru, dimana prinsip-prinsip struktur yang baru, dan tidak dikenal dikembangkan. Pada tahun 1920-an arah baru dalam arsitektur timbul dari perdebatan tentang masalah-masalah orang tinggal bersama-sama dikompleks perumahan dan apartemen bertingkat tinggi, dan oleh penolakan atas kosakata eklektisme. Gagasan - gagasan gerakan fungsionalisme dan gaya internasional, mengusai perkembangan arsitektur secara internasional pada beberapa dekade. Tabulasi perbandingan dari berbagai prinsip dan karateristik memperlihatkan bahwa contoh-contoh arsitektur karya arsitek tunggal, dapat digolongkan dalam berbagai tipe: rasonal, simbolik, psikologik.

KESIMPULAN

Sejarah modernisme dalam arsitektur membawa kita kembali ke perkembangan

sejarah arsitektur secara umum. Bahwa gerakan arsitektur semakin cepat berubah apabila ada upaya-upaya untuk menjegal gerakan-gerakan baru yang berlawanan dengan mainstream yang sedang berlangsung, hal itu terjadi selama tahun-tahun pendirian arsitektur modern. Begitupun pada pendirian gerakan postmodern yang berorientasi pada penghargaan sejarah masa klasik, yang ditentang oleh arsitektur modern. Kondisi tercebut mendorong terjadinya polarisasi Modern dan dan Postmodern, yang menunjukkan bahwa arsitektur adalah aspek yang bersifat dinamis, yang mencerminkan dinamika persepsi manusia dalam ruang, waktu dan gerak

DAFTAR PUSTAKA      

        ·        Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006.

        ·        Gagasan Bentuk dan Arsitektur, Prinsip-Prinsip Perancangan Dalam Arsitektur Kontemporer (terjemahan).

        ·        Grenz, Stanley, A primer on postmodernism. Yogyakarta: Penerbit-Andi, 2001.

        ·        Jencks, Charles, Late Modern Dan Post Modern: Two Parties. London: 1985.

        ·        Jencks, Charles, The Language of Post-Modern Architecture, 4th ed. London: Academy Editions, 1984.

        ·        Klotz, Heinrich, Vision of Modern Architecture. London: 1985.

        ·        P., Dahana R., Jejak Postmodernisme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia. Bandung: Penerbit Bentang, 2004.

        ·        Sutanto, Agustinus, Menuju Kode Arsitektur Supermodem. Dalam: Majalah Sketsa. Jakarta: Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara, Edisi 16/04/00.


Kamis, 23 April 2020

Wawasan Nusantara

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Wawasan Nusantara


 Universitas Gunadarma - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas




Disusun Oleh :
Nama : Giri Pratama Husna
NPM : 22318941
Kelas : 2TB05



Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2020




KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.  Shalawat  dan  salam  selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penyusun mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Wawasan Nusantara, yang penyusun sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konsep Wawasan Nusantara
B.    Teori Geopolitik
C.    Asas Wawasan Nusantara
D.    Arah Pandang Wawasan Nusantara
E.     Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
F.     Tantangan dan Implementasi Wawasan Nusantara
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.    Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.  Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.
Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tennngah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah:wadah,isi,dan tata laku.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang  berbhineka,negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara dan satu tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.

B.    Rumusan  Masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
1.       Pengertian dari Wawasan Nusantara
2.       Pengertian Teori Geopolitik
3.       Asas dan Arah Pandang dari Wawasan Nusantara
4.       Kedudukan,Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
5.       Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara
C.    Tujuan
Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1.       Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara
2.       Untuk mengetahui pengertian teori geopolitik
3.       Untuk mengetahui asas dan arah pandang dari wawasan nusantara
4.       Untuk mengetahui kedudukan,fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5.       Untuk mengetahui tantangan implementasi dari wawasan nusantara



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Konsep Wawasan Nusantara
Istilah Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis.
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan   Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi. Selanjutnya, muncul kata wawas yang berarti, memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indriawi. Wawasan berarti pula cara pandang , cara melihat.
Secara etimologi, kata nusantara tersusun dari dua kata, nusa dan antara. Kata nusa dalam bahasa Sansakerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata nusa berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut maka kata nusa juga mempunyai kesamaan arti kata dengan nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata nusa dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu antara memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. Antara juga mempunyai makna yang sama dalam kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sansakerta, kata antara dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan bahwa kata antara mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari penjabaran di atas, penggabungan kata nusa dan antara menjadi kata nusantara dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atauu bangsa  bangsa yang dipisahkan oleh laut.
Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari Patuh Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih di Kerajaan Majapahit tahun 1336 M, tertulis dalam Kitab Pararaton (Kitab Raja  Raja). Selanjutnya, kata sebutan nusantara pernah coba dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menggantikan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie), namun setelah disetujuinya penggunaan sebutan Indonesia oleh Kongres Pemuda Indonesia (dalam Sumpah Pemuda) tahun 1928, sebutan nusantara digunakan sebagai sinonim untuk menyebut kepulauan Indonesia, Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia dan nesia/ nesos yang berarti pulau. Dengan demikian kata nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata Indonesia, yang menunjuk pada wilayah (sebaran pulau  pulau) yang berada di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat.
Menurut Prof. Dr. Wan Usman :
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
a.      Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuann bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b.     Berikut ini menurut saya, Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999.
Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat  pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan Nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri, serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

B.    Teori Geopolitik
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor  faktor geografi, strategi, dan politik suatu negara. Berdasarkan hal ini maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaan atau lingkungan tempat tinggal negara itu. Berikut beberapa teori yang mengemukakan tentang Teori Geopolitik :
·       Teori Geopolitik Frederich Ratzel
Frederich Ratzel (1844  1904) berpendapat, negara itu seperti organisme yang hidup. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organism yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur, Makin luas ruang hidup maka negara akan semakin maju. Teori ini dikenal sebagai teori organism atau teori biologis.
·       Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen (1864  1922), melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme bukan hanya mirip. Menurutnya, Negara sebagai organisme yang hidup harus mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.
·       Teori Geopolitik Karl Haushofer
Karl Haushofer (1869  1946) melanjutkan pendangan Ratzel dan Kjellen, terutama pandangan tentang lebensraum (ruang hidup) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak, tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka. Negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai lebensraum bagi warga negara.
Dalam mencapai maksud tersebut, negara harus mengusahakan Autarki, yaitu cita  cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada negara lain.
Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut. Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.
Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. dan landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah).
·       Teori Geopolitik Harold Mackinder
Harold Mackinder (1861  1947) merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa barang siapa menguasai daerah jantung (haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai pulau-pulau dunia dan akhirnya akan menjadi penguasa dunia.
·       Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840  1914) mengembangkan teori kekuatan lautan/bahari. Mengatakan bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti menguasai kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai perdagangan. Menguasai perdagangan berarti menguasai kekayaan dunia sehinga pada akhirnya menguasai dunia.
·       Teori Geopolitik William Michel dan John Frederick Charles Fuller
Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah pengembangan kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo cepat, dahsyat dan dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan untuk bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.
·       Teori Geopolitik Nicholas J. Spykman
Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan kekuatan darat, laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan kondisi dan kebutuhan. Nicholas mengatakan bahwa siapa yang mampu mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan menguasai daerah batas antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.

C.    Asas dan Arah Pandang Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara
Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari:
1.     Kepentingan/Tujuan yang sama
2.     Keadilan
3.     Kejujuran
4.     Solidaritas
5.     Kerjasama
6.     Kesetiaan terhadap kesepakatan

D.    Arah Pandang Wawasan Nusantara
Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara meliputi :
·       Ke dalam
Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
·       Ke luar
Mengandung makna bahwa dalam kehidupan internasional bangsa indonesia harus berusaha dalam menjaga kepentingan nasional untuk semua aspek kehidupan agar dapat menciptakan tujuan nasional yang tertera dalam pembukaan UUD 1945.
Dalam arah pandang keluar memiliki tujuan untuk menjaga dan menjaminnya kepentingan nasional didalam dunia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia, yang didasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan adanya kerjasama dan sikap yang saling menghormati. Dalam hal ini bahwa kehidupan bangsa indonesia harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasionalnya dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya untuk mempertahankan dan menciptakan suatu tujuan nasional yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945.

E.     Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
1.     Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita  cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan kehidupan Nasional.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut :
·       Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
·       Undang  Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
·       Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan Visional.
·       Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
·       GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar Nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang  undangan. Paradigma nasional ini secara structural dan fungsional mewujudkan keterkaitan hierarkis pyramidal  dan secara instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2.     Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu  rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.     Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan  kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah. Kepntingan  kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.

F.     Tantangan dan Implementasi Wawasan Nusantara
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Wawasan Nusantara sebagai pandangan bangsa Indonesia yang dibangun atas pandangan geopolitik bangsa terhadap lingkungan tempat tinggalnya secara keseluruhan. Konsep Wawasan Nusantara yang berdasarkan segi historis dan geografis sosial budaya menegaskan bahwa Indonesia dengan kebhinekaannya adalah satu kesatuan yang saling terpaut. Sebagai landasan Visional, Wawasan Nusantara berperan penting dalam mewujudkan tujuan bangsa dalam pembangunan Nasional

B.    Saran
Kita sebagai masyarakat Nusantara harus senantiasa menjujung tinggi derajat dan kedaulatan negara dengan banyak cara¸ seperti melalui politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi membangun mental masyarakat bangsa, dengan wawasan itu mungkin masyarakat dapat lebih sadar terhadap lingkungan sekitar.
  


DAFTAR PUSTAKA

·       Buchori, Mochtar. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana.
·       Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.